Hari ini dapat sesuatu yang baru. Berbeda dengan yang selama ini pernah saya dengar dari para pendeta. Dan setelah dipahami, direnungkan, saya menuliskannya di sini.
Mayoritas Alkitab terjemahan menggambarkan bahwa Hawa adalah mitra hidup Adam, sebagai sesuatu yang mirip dengan "penolong yang sepadan" (LAI) atau "fitting helper" atau "a helper suitable" dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris. Namun, ungkapan Ibrani: עֵזֶר כְּנֶגְדֹּו - 'EZER KENEG'DO, jika diterjemahkan lebih harfiah, membawa arti menarik, perhatikan terjemahan interlinear untuk Kejadian 2:18, di bawah ini:
* Kejadian 2:18
LAI TB,
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
KJV, And the LORD God said, It is not good that the man should be alone; I will make him an help meet for him.
Hebrew,
וַיֹּאמֶר יְהוָה אֱלֹהִים לֹא־טֹוב הֱיֹות הָאָדָם לְבַדֹּו אֶעֱשֶׂהּ־לֹּו עֵזֶר כְּנֶגְדֹּו׃
Translit interlinear, VAYOMER
{dan Dia berkata} YEHOVAH (dibaca: 'Adonay, TUHAN) 'ELOHIM {Allah}
LO-TOV {tidak baik} HEYOT {yang seharusnya} HA'ADAM {manusia itu} LEVADO
{dia sendirian} 'E'ESEH- {Aku akan menjadikan} LO {baginya} 'EZER {penolong, a helpmate} KENEG'DO {yang beroposisi dengannya}
Terjemahan Young's Literal Translation, And Jehovah God saith, 'Not good for the man to be alone, I do make to him an helper -- as his counterpart.'
Terjemahan Chabad, And the Lord God said, "It is not good that man is alone; I shall make him a helpmate opposite him."
Hawa digambarkan dalam istilah "oposisi"; yaitu, sebagai "pembantu yang berlawanan dengannya".
Jadi apa maksud dari tulisan saya ini?
Sebuah pernikahan yang sehat dan baik adalah suatu persekutuan di mana
setiap pasangan itu saling melengkapi satu dengan yang lain, dimana yang
satu memenuhi apa yang kurang di sisi yang lain. Terjemahan Chabad menulis "a helpmate opposite him", terjemahan YLT menulis "an helper -- as his counterpart".
Frasa ini mengandung ide, bahwa seorang istri yang baik berdiri
sepenuhnya di belakang suaminya, tapi dia tidak hanya pergi bersama
menurut dari belakang saja, tapi dia dapat menempatkan dirinya sebagai
penyeimbang, yang idenya juga dapat didengar oleh suaminya. Frasa
tersebut mengandung gagasan: Jika si
suami layak didukung, maka si istri akan menjadi penolong, sedangkan
apabila si suami tidak layak didukung, maka si istri dapat bebas
menyatakan ide yang berseberangan (ber-oposisi) dengan suaminya.
Istilah "EZER KENEG'DO"
dalam makna bahasa asli Ibrani ini menarik, bukan? Bahwa istri memiliki
kebebasan mengungkapkan pikirannya, bahkan sering dalam hal yang
ber-oposisi/ berlawanan. Dalam hal ini, ide/ kemauan dari suami akan
diuji, sehingga dia dapat mempertimbangkan kembali kemauan/ hasrat/ ide
nya. Dan, mungkin ada kalanya si suami akan marah kepada pemikiran sang
istri yang "beroposisi" pada kebijaksanaan yang dia pilih. Di lain pihak
si suami ini bisa juga menyetujui "intervensi" dari mitra penolongnya
ini. Anda dapat melihat bahwa, dalam makna ini, sang istri bukan hanya
sekedar "penolong/ helper",
tetapi ia menjadi mitra yang mendukung ritme kehidupan yang dipimpin
suami sebagai komandan dalam sebuah keluarga. Konsep istri dalam budaya
jawa sebagai "konco wingking" tidak cocok secara Alkitabiah, tetapi kalau "garwo - sigarane nyowo (belahan jiwa)" saya setuju.
Apabila pengertian ini dipahami oleh kedua pihak, maka sebuah pernikahan akan menjadi kuat. Istri tak hanya manut mau dibawa kemana, istilahnya "swargo nunut neroko katut" (surga ikut, neraka juga kebawa-bawa). Tetapi istri berhak mengingatkan apabila jalan suami salah, dan suami tidak perlu marah dan 'main kasar' bila diingatkan istri.
Dan apa yang saya tulis ini akan menjadi lengkap dengan pesan Alkitab "Hai istri tunduk dan hormati suami selaku komandan; dan suami kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat" (baca: Efesus 5:22-25)
Semoga menjadi renungan bagi kita semua...
Tuhan Memberkati
EmoticonEmoticon